Sabtu, 21 Desember 2013

0

pertentangan sosial dan integrasi dalam bermasyarakat

  • Sabtu, 21 Desember 2013
  • mbohtampan@blogspot.com
  • Share
  • pertentangan sosial dan integrasi dalam bermasyarakat
    MUHAMAD RIFKI
    55413763
    1IA01

      latar belakang
    Pertentangan sosial merupakan suatu konflik yang biasanya timbul akibat faktor-faktor sosial, contohnya salah paham. Pertentangan sosial ini adalah salah satu akibat dari adanya perbedaan-perbedaan dari norma yang menyimpang di kehidupan masyarakat. Pertentangan sosial dapat terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
    pembahasan
    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial, antara lan:
    • Rasa iri antara satu sama lain
    • Adanya rasa tidak puas dengan perlakuan atau tindakan yang diterima dan diberikan oleh orang lain
    • Adanya adu domba diantara masyarakat, kelompok, atau di dalam pemerintahan

    Contoh pertentangan sosial yang terjadi dalam masyarakat adalah tawuran. Tawuran ini biasanya terjadi di kalangan akademik baik pelajar maupun mahasiswa, namun terkadang bisa terjadi juga diantara suatu kelompok masyarakat tertentu. Tawuran ini terjadi akibat adanya tindakan saling ejek atau menjelek-jelekan antara satu sama lain. Namun ada juga yang terjadi akibat masalah pribadi seseorang. Biasanya seseorang yang tersinggung atas perkataan atau perbuatan orang lain meminta bantuan teman-temannya untuk membalas tindakan yang diterimanya dengan cara kekerasan salah satunya tawuran.

    Tawuran sendiri adalah tindakan yang sangat merugikan bagi orang lain maupun bagi yang melakukan tawuran tersebut. Untuk orang lain yang tidak bersalah dan tidak tahu apapun mereka merasa terganggu dengan keributan dan kerusakan yang diakibatkan dari tawuran itu sendiri. Mereka merasa takut karena biasanya para pelaku tawuran merusak fasilitas umum yang ada di sekitar lokasi tawuran itu sendiri.

    Integrasi
    Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Dapat dikatakan pula integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda di dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan bermasyarakat yang memiliki keserasian fungsi.

    Jadi integrasi dalam masyarakat dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik tertentu dapat beradaptasi dengan kebudayaan mayoritas di sekitar masyarakat khususnya di lingkungan yang mereka tempati namun tanpa menghilangkan kebudayaan mereka sendiri. Integrasi ini juga bisa sebagai pengendali atas konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem tertentu.

    Integrasi ini sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapai berbagai tantangan, baik berupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

    Bentuk integrasi sosial, antara lain:
    • Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai ciri budaya asli
    • Akulturasi, yaitu penerimaan kebudayaan asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli
    Untuk akulturasi seharusnya masyarakat bisa membatasi dan menyaring masuknya budaya asing yang diterima di dalam kehidupan bermasyarakat agar masyarakat bisa menilai mana yang harus diikuti dan mana yang tidak boleh diikuti. Karena masyarakat memiliki standar budaya tersendiri dan budaya yang dimiliki oleh setiap kelompok berbeda-beda. Misalnya saja budaya barat terkadang berbeda dengan budaya timur. Apa yang diperbolehkan di budaya barat tidak diperbolehkan di budaya timur.

    Faktor-faktor yang mendorong terjadinya integrasi dalam masyarakat:
    • Faktor Internal
    1. Kesadaran diri sendiri
    2. Tuntutan kebutuhan
    3. Jiwa dan semangat gotong royong

    • Faktor eksternal
    1. Tuntutan perkembangan zaman
    2. Persamaan kebudayaan
    3. Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
    4. Persamaan visi, misi, dan tujuan
    5. Sikap toleransi
    6. Adanya tantangan dari luar

    Cara-cara pemecahan konflik :
    1. Elimination
    Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
    2. Subjugation/Domination
    Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
    3. Majority Rule
    Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
    4. Minority Consent
    Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.
    5. Compromise
    Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
    6. Integration
    Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

    kesimpulan
    1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
    2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.

    saran
    kita harus bersifat bijak dan terbuka untuk menanggulangi pertentangan sosial dan integrasi masyarakat tersebut

    sumber
    http://ulfizulfa.wordpress.com

    http://taniakharismaya.wordpress.com

    0 Responses to “pertentangan sosial dan integrasi dalam bermasyarakat”

    Posting Komentar

    Subscribe